PSIKOLOGI INDIVIDUAL DALAM TEORI ADLER 

Sejarah Psikologi Individual Psikologi Individual pertama kali di perkenalkan oleh Alfred Adler. Alfred Adler lahir pada tanggal 7 Februari 1870, di kota Wina, Austria. Anak kedua dari tujuh saudara. Dia menyelesaikan studinya dalam lapangan kedokteran pada Universitas Wina tahun 1895. Pada Awal kariernya, Alfred memiliki antusiasme yang tinggi terhadap reformasi sosial. Dia sering menulis artikel-artikel di koran kelompok Sosialis. Pada tahun 1902, Adler di undang untuk bergabung dengan kelompok diskusi kecil oleh Sigmund Freud, seorang ahli Psikoanalisis. Kelompok ini namanya Psychoanalytic Wina Society. Dia sebagai anggota aktif, meskipun tak pernah menganggapnya murid maupun pengikut Freud. Dia tidak setuju dengan asumsi dasar Freud bahwa jenis kelamin (laki-laki dan perempuan) adalah faktor utama dalam perkembangan kepribadian seseorang. Freud juga menjelaskan istilah-istilah dalam analogi mesin dan binatang. Sementara Adler berusaha memahami dan mempengaruhi orang untuk meyakini bahwa manusia itu berbeda dengan mesin maupun hewan, seperti konsep-konsep dan nilai-nilai. Cara pandang inilah menjadi ciri dari semua teori yang dikembangkannya. Pada tahun 1911, Alfred mengundurkan diri dari kelompok Freud, dan mengembangkan pemikirannya sendiri. Seperti Psikolanalisis, pandangannya tidak seluas pada pandangan Freud. Pendapat Adler tambah meluas berkat adanya “The American Society of Individual Psychology” yang mempunyai majalah tersendiri yaitu The American Journal of Individual Psychology. Di mana dia sampai membuat karyanya di anggap representatif oleh para ahli yaitu Praxis und Theorie der Individual Psychologie. Pikiran dan perumusan Adler mengenai perasaan-perasaan rendah diri (inferior) dan upaya kompensatoris untuk mendapatkan kekuasaan sebagai faktor dasar dalam perkembangan pribadi, mempercepat munculnya keretakan secara terbuka. Teori Adler yang sangat terkenal adalah Individual Psychologie yang merupakan sistem psikologi yang bertujuan untuk memahai=mi, mencegah, dan mengobati penyakit-penyakit mental manusia. 

Pokok-pokok teori Adler Adapun pengertian pokok-pokok teori Adler sebagai berikut : 
1. Individualitas sebagai pokok persoalan Adler menekankan penting sifat khas (unik) kepribadian yaitu, Individualitas, Kebulatan, serta Sifat-sifat pribadi manusia. Menurut Adler tiap orang adalah suatu konfigurasi motif-motif, sifat-sifat, serta nilai-nilai yang khas; tiap tindakan yang dilakukan oleh seseorang membawakan corak khas gaya kehidupan bersifat individual. Konsep gaya hidup menerangkan keunikan setiap individu. Setiap individu memiliki gaya hidup tersendiri, dan tidak ada dua orang yang memiliki gaya hidup yang sama. Gaya hidup dibentuk pada masa anak-anak sebagai kompensasi bagi inferioritasnya yang terbentuk dari sikap anak terhadap diri sendiri dan cara anak menghadapi dunia luar. Faktor yang menentukan adalah kreativitas dan tujuan yang akan dicapai anak. 

2. Pandangan Teleologis : Finalisme Semu Dalam pokok ini dipengaruhi oleh filsafat seakan-akan yang dirumuskan oleh Hans Vaihinger dalam bukunya berjudul Die Philosopie Des Als-Ob (1911) yang mengemukakan bahwa hidup manusia dalam cita-cita dan pikiran yang semata-mata bersifat semu dan tidak ada buktinya pasangan dalam realitas. Dalam filsafat Vaihinger itu, Adler menemukan pengganti determinisme historis Freud yang menekankan faktor konstitusional serta pengalaman masa kanak-kanak, sedangkan Adler menemukan gagasan bahwa manusia lebih di dorong oleh harapan-harapan terhadap masa depan daripada pengalaman-pengalaman masa lampau. Tujuan itu tidak ada di masa depan sebagai bagian daripada suatu rancangan teleologis, melainkan secara subyektif pada waktu kini sebagai keinginan atau cita-cita yang mempengaruhi tingkah laku dewasa ini. Jadi segala aktivitas proses psikis di tentukan oleh motif-motif tertentu, bilamana motif-motif ini tidak disadari oleh yang bersangkutan. Tujuan yang ingin dikejar manusia hanya satu fiksi yaitu satu cita-cita yang tak mungkin direalisasikan, namun kendatipun demikian merupakan pelecut yang nyata bagi usaha manusia, dan karenanya merupakan sumber keterangan dari pemahaman tingkah laku. 
3. Rasa Rendah Diri dan Kompensasi Pemahaman ini berawal ketika Alfred mempelajari kedokteran, dan menyelidiki tentang orang yang sakit menderita pada daerah tubuh tertentu, sampai dia menemukan jawaban bahwa hal itu terjadi karena terdapat kekurangan-kekurangan kesempurnaan dan minderwertingkeit (inferiority), baik karena dasar maupun karena kelainan dalam perkembangan. Sehingga menerbitkan monograf tentang minderwertingkeit von organen. Dia memperluas pendapatnya tentang rasa rendah diri itu. Pengertian ini mencakup segala rasa kurang berharga yang timbul karena ketidakmampuan psikologis atau sosial yang dirasa secara subyektif, taupun karena keadaan jasmani yang kurang sempurna. Adler berpendapat bahwa rasa rendah diri itu bukanlah sutu pertanda ketidakhormatan, melainkan justru merupakan pendorong bagi segala perbaikan dalam kehidupan manusia. Tentu saja rasa endah diri itu berlebih-lebih sehingga manifestinya juga tidak normal, tetapi alam keadaan normal, rasa rendah diri itu sebaga pendorong ke arah kemajuan atau kesempurnaan (superior). Kendatipun rasa rendah diri itu membawa penderitaan , namun hilangnya rasa rendah diri itu tidak mesti berarti datangnya kenikmatan, tetapi mencapai kesempurnaan. Timbulnya rasa rendah diri disebabkan oleh beberapa hal, yaitu : a. Cacat jasmani b. Di manjakan c. Di didik dengan kekerasan d. Terlantar e. Merasa di kucilkan Namun terdapat usaha untuk mengatasi raa rendah diri yang dilakukan individu dengan cara kompensasi, yaitu : a. Mengatasi kelemahan dengan usaha giat di bidang yang sama b. Menutupi kelemahan dengan menunjukkan kelebihan diidang lain. c. Menegembangkan kelebihan yang dimiliki tanpa melihat kekurangannya. 

4. Dorongan Pokok Di dalam diri manusia terdapat dua dorongan pokok yang mendorong serta melatarbelakangi segala tingkah lakunya, yaitu : a. Dorongan kemasyarakatan yang mendorong manusia bertindak yang mengabdi kepada masyarakat. b. Dorongan keakuan, yang mendorong manusia bertindak yang mengabdi pada diri sendiri Kesimpulan dari dorongan ini bahwa dorongan agresif lebih penting daripada dorongan seksual. Kemudian nafsu agresif (Geltungstrieb) diganti dengan keinginan berkuasa (Wille Zue Match), dan kemudian lagi diganti dengan dorongan superior, dorongan yang berharga, untuk lebih sempurna. Superioritas disini bukanlah keadaan yang obyektif, seperti kedudukan tinggi dan sebagainya, melainkan adalah keadaan subyektif, pengalaman dan perasaan yang cukup berharga. Dorongan berharga ini adalah hal yang ada dalam diri subek sebagai bahan dari hidupnya. Dorongan ini dapat menjelma alam beribu-ribu bentuk atau cara. 

5. Dorongan Kemasyarakatan Dalam bentuk konkretnya dorongan ini misalnya berwujud kooperasi, hubungan sosial, hubungan antarpribadi, mengikatkan diri dalam kelompok, dan sebagainya. Secara teori dalam artinya luas, dorongan kemasyarakatan merupakan dorongan untuk membantu masyarakat guna mencapai tujuan masyarakat yang sempurna. Dalama hubungan ini, Adler menyatakan “Sosial interest is true and inevitable conpensation for all teh natural weaksesses of individual human being” (Adler, 1929, p31) Dorongan kemasyarakatan itu adalah dasar yang dibawa sejak lahir, pada asarnya manusia adalah makhluk sosial. Namun sebagaimana lain-lain kemungkinan bawaan, kemungkinan mengabdi kepada masyarakat itu tidak nampak secara spontan, melainkan harus dibimbing dan dilatih. Justru karena pendirian itulah dia yakin paedagogisch optimisme dan menyediakan banyak waktu untuk mendirikan klinik bimbingan anak-anak. Jadi dapat digambarkan dari teori Adler, yaitu : a. Mula-mula manusia di anggap di dorong oleh dorongan untuk mengejar kekuatan dan keuasaan sebagai lantaran untuk mencapai kompensasi bagi rasa rendah dirinya. b. Selanjutnya manusia di anggapnya didorong oleh dorongan kemasyarakatan yang dibawa sejak lahir yang menyebabkan dia menempatkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi. Jadi gambaran manusia sempurna hidup dalam masyarakat sempurna menggantikan gambaran tentang manusia kuat, agresif, dan menguasai segala sesuatu. Singkatnya, dorongan kemasyarakatan menggantikan dorongan kekuatan, namun secara keseluruhan kedua pokok yang di ketengahkan di muka itu yaitu dorongan kekuatan dan dorongan kemasyarakatan baginya kedua-duanya sangat penting sebagaimana di nayatakan oleh Adler sendiri bahwa “Dorongan untuk berkuasa, memainkan peranan penting dalam perkembangan kepribadian” (Adler, 1946, p.145 ). 

6. Gaya Hidup Gaya hidup adalah pengertian sentral dalam teori Adler, tetapi juga pengertian paling sukar di jelaskan. Gaya hidup ini adalah prinsip yang dapat dipakai landasan untuk memahami tingkah laku seseorang yang melatarbelakangi sifat khas seseorang. Tiap orang punya gaya hidup masing-masing. Tiap tingkah laku orang tentu membawakan gaya hidupnya, dia mengamati berangan-angan, berpikir serta bertindak dalam gayanya sendiri yang khas. Gaya hidup seseorang itu terbentuk antara umur tiga sampai lima tahun, selanjutnya segala pengalaman di hadapi dengan di asimilasikan sesuai dengan gaya hidup yang khas itu. Setelah gaya hidupnya terbentuk, praktis gaya hidupnya tak dapat di ubah lagi; betul orang mungkin dapat memperoleh cara-cara untuk melahirkan atau menampakkan gaya hidupnya: tetapi gaya hidup itu sendiri tidak akan berubah. Menurut Adler, gaya hidup itu di tentukan oleh inferioritas yang khusus, jadi gaya hidup itu adalah suatu bentuk kompensasi terhadap kekurang sempurnaan tertentu. Teori Adler tentang gaya hidup sebagai dasar tingkah laku ini akhirnya tidak memuaskan diri sendiri. Karena hal iu di pandang terlalu sederhana dan terlalu mekanistis, karena itu dicarinya pengertian yang lebih memadai, dan akhirnya hal itu di kemukakannya : diri yang kreatif. 

7. Diri yang kreatif Diri yang kreatif adalah penggerak utama, pegangan filsafat, sebab pertama begi semua tingkah laku. Sehingga sukarnya menjelaskan soal ini karena orang tak dapat menyaksikannya secara langsung akan tetapi hanya menyaksikan lewat manifestinya. Inilah yang mengantarai antara perangsang yang dihadapi individu dengan response yang dilakukannya. Diri yang krestif inilah memberi arti kepada hidup, yang menetapkan tujuan serta membuat alat-alat untuk mencapainya. 

8. Konstelasi Keluarga Kehidupan masa kecil sangat berpengaruh dalam pembentukan kepribadian. Menurut Adler, kepribadian anak pertama, anak tengah, anak terakhir, dan anak tunggal sangat berbeda, karena perlakuan yang diterima dari orang tua dan saudara-saudaranya yang memiliki tingkah laku beragam, sehingga mereka akan mudah mengikuti arus tingkah laku tersebut 

9. Tidur dan Mimpi Hidup kejiwaan merupakan hidup kesatuan jiwa dan raga, yang tercermin dalam keadaan bangun tidur dapat dijadikan pedoman untuk hidup kejiwaan seseorang. Adapun menurut Adler di definisikan sebagai berikut :
a. Tidur Telentang, menunjukkan yang bersangkutan memiliki sifat pemberani, bercita-cita tinggi, dan memiliki kemauan kuat. 
b. Tidur Bergulung (Mlungker), menunjukkan sifat kurang berani, penakut, kurang berambisi, lemah dalam mengambil keputusan. 
c. Tidur Menggeliat tidak Karuan, menunjukkan yang bersangkutan memilii sifat semborono, tidak teratur, dan sejenisnya. 
d. Tidur dengan Kaki diatas Bantal, menunjukkan yang bersangkutan memiliki jiwa petualangan, tidak takut terhadap situasi, dan berani melangkah. 
e. Orang yang mdah tidur menunjukkan proses penyesuaian dirinya berjalan baik. 
f. Orang yang tidurnya berpindah-pindah, atau menangis waktu tidur, menunukkan arti bahwa yang bersangkutan sangat membutuhkan perlindungan karena merasa terancam, tertekan, maupun kesepian. 

10. Mengakui Aspek Ketidaksadaran Sebagai kekuatan dasar aktivitas manusia dan merupakan bagian dari upaya untuk mencapai tujuan yang tidak diketahui. 


Arti Penting Psikologi Individual Psikologi Individual mempunyai arti yang penting sebagai cara untuk memahami tingkah laku manusia. Pengertian seperti gambaran semua, rasa rendah diri, kompensasi, gaya hidup, dan krefatifitas akan memberikan pedoman penting untuk memahami sesama manusia. Aliran ini tidak memberikan susunan yang teliti mengenai struktur, dinamika, serta perkembangan kepribadian, tetapi mementingkan perumusan petunjuk-petunjuk praktis untuk memahami sesama manusia. Karena itu justru teori Adler ini mempunyai arti penting, karena hal-hal berikut : 
1. Optimisme yang bidang pendidikannya, lain daripada itu pendekatan secara psikologi sosial berarti membuka halaman baru dalam bidang psikologi kepribadian. 
2. Penentuan tujuan-tujuan yang susila, seperti :
a. Keharusan memikul tanggung jawab 
b. Keberanian menghadapi kesukaran-kesukaran hidup 
c. Mengikis dorongan kelakuan dan mengembangkan dorongan kemasyarakatan 
d. Menyelami diri sendiri dan membuka kecenderungan-kecenderungan yang egoistis yang tersembunyi. Selain itu beberapa kelemahan-kelemahan dalam teori Adler, dilancarkan juga seperti : 
a. Kehidupan Jiwa dipandang terlampau sederhana 
b. Arti dasar dan keturunan dipandang sangat kecil dan berpengaruh lingkungan di nilai berlebih-lebiham. Hal ini sangat berguna bagi praktek pendidikan akan tetapi secar teori akan mudah mendapat tantangan. Kerja dan riset Adler mempengaruhi banyak psikolog dan terapis besar yang kemudian mengikuti jejaknya seperti Albert Ellis, Victor Frankl, Rudolf Dreikurs, Rollo May, dan William Glasser. Psikologi individu melihat pribadi secara menyeluruh dan berfokus pada keunikannya. Pandangan Adler tentang manusia menawarkan sebuah fokus alternatif yang positif dan menyegarkan bagi teori psikoanalisi Freud. Di inti teorinya terdapat sebuah keyakinan bahwa manusia memiliki dorongan bawaan untuk mengatasi kelemahan yang disadarinya, untuk kemudian mengembangkan potensinya sendiri menuju aktualisasi diri, apalagi jika ditaruh dalam lingkungan positif, pertumbuhan tersebut akan pasti terjadi. 

Menurut Adler, perasaan inferior, seseorang biasanya mengalami tiga perasaan tersebut lewat sumber berikut : (a) ketergantungan biologis dan ketergantungan umum layaknya bayi; (b) gambar diri yang dianggap kecil ketika dibandingkan dengan sesuatu yang agung, mulia atau besar; dan (c) inferioritas organ tubuh. Namun dorongan dalam diri sendiri umunya memampukan subyek mengompensasi perasaan-perasaan ini untuk berjuang meraih superioritas dan kesempurnaan. 

Manusia dalam pandangan Adler Gambaran Adler mengenai manusia adalah gambaran yang optimis, karena manusia tidak di arahkan oleh kekuatan tidak sadar. Manusia memiliki kebebasan untuk membentuk kekuatan sosial yang berpengaruh pada dirinya dan menggunakannya secara kreatif untuk membangun gaya hidup yang unik. Teori Adler memberi harapan dan memuji hakiat manusia. Konsepnya mengenai manusia lebih memberikan keyakinan kita terhadap kemampuan diri sendiri dan menjadi antitesis dari Pandangan Freud yang suram. Teorinya berfokus pada perasaan rendah diri dan cara untuk mengatasinya, yaitu dalam bentuk overcompnesion (mencoba terlalu keras untuk menebus apa yang kurang). Dia menyatakan bahwa gaya hidup seseorang individu di bentuk pada usia lima tahun. Dia juga menekankan pentingnya kekuatan sosial atau lngkungan sekitar dalam pengembangan kepribadian anak. Menurutnya, setiap orang di lahirkan dengan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain dan menyadari akan pentingnya masyarakat bagi kehidupannya. Meskipun demikian, pandangan Adler mengenai beberapa aspek manusia berasal dari dalam. Adler mengemukakan suatu ciri unsur psikologi dengan dasar psikologi bahwa : 
a. Tingkah laku manusia di motivasikan oleh dorongan-dorongan sosial, karena manusia pada dasarnya makhluk sosial. 
b. Manusia memiliki diri yang kreatif. Konsep ini baru untuk mengimbangi objektivitisme dan psikoanalisis klasik. Diri sebagai penyebab tingkah laku manusia. 
c. Setiap orang merupakan konfigurasi unik dari motif-motif, sifat-sifat, minat-minat, dan nilai-nilai yang berbeda dari psikoanalisi klasik yang menekankan keunikan pribadi. 
d. Kesadaran sebagai pusat kepribadian. Dalam pemikirannya Adler mengambil alih ide filsafat positivisme yang mengatakan bahwa manusia hidup dengan banyak cita-ckta yang semata-mata fiktif, dan hidup berdasarkan harapan-harapan dan bukan masa lampaunya. 

Konsep Utama Teori Adler Konsep utama yang di kembangkan dalam teori Adler sebegai berikut : 
a. Prinsip Inferioritas 
• Perasaan Inferior Adler menyatakan bahwa perasann inferior adalah sumber perjuangan bagi manusia. Pertumbuhan individu selama hidupnya terjadi sebgai hasil dari kompensasi, yaitu upaya untuk mengatasi inferioritas (dalam bentuk percitraan yang nyata) dalam diri kita. Perasaan inferior tidak dapat di hilangkan, bahkan sebaliknya memiliki peranan penting karena menyediakan motivasi untuk berjuang dan tumbuh. Proses kompensasi ini dimulai sejak masa bayi. Selama hidupnya manusia akan di arahkan oleh kebutuhan untuk mengatasi perasaan ini dan teruas berjuang untuk mencapai tahapan yang lebih tinggi dalam perkembangan. 
• Kompleks Inferioritas Kompleks Inferioritas (Inferiority Complex) adalah Ketidakmampuan untuk mengatasi perasaan inferior akan membawa bayi pada situasi. Orang dengan kompleks inferioritas memiliki kemiskinan opini tentang diri sendiri dan merasa tidak berdaya. Mereka ini selalu di bantu orang dewasa dalam mencapai tujuan. Kemunculan inferioritas terjadi pada masa kanak-kanak yang terdiri dari inferior organis, pemanjaan, dan pengabaian. Dalam penelitian Adler, menyatakan bahwa kecacatan bagian tuuh akan membentuk kepribadian tertentu yang selalu menunjukkan upaya mengompensasi kecacatan atau kelemahan yang di milikinya. Selain itu pemanjaan anak juga dapat menyebabkan kompleks inferioritas. Dalam lingkungan seperti ini, anak secara alamiah berkembang bahawa dirinya sangat pening dalam situasi apapun dan selalu diberi kesempatan. Ketika dihadapkan pada keharusan menunggu, anak percaya bahwa mereka pasti mempunyai kekurangan pribadi yang merintangi. Sementara untuk anak di abaikan, kondisi ini akan memnculkan kompleks inferioritas. Anak tersebut akan kekurangan kasih sayang karena ada rasa tidak peduli. Dengan demikian, anak akan mengembangkan rasa tidak percaya. • Kompleks Superioritas Kompleks Superioritas akan berkembang jika seseorang melakukan kompensasi yang berlebihan (overcompensation), sehingga akan membesar-besarkan kemampuan dan prestasi yang dicapainya. Kecenderungan tingkah laku yang muncul adalah sombong, menjelak-jelekkan orang lain, dan sebagainya. 

b. Prinsip Superioritas Adler menggambarkan perjuangan menuju superior adalah fakta utama dalam hidup (Adler 1930). Superioritas yang dimakud tidak sama dengan dengan makna superior secara umum, atau sama dengan komplek superioritas. Adler menjelaskan bahawa superior yang dimaksud adalah dorongan untuk mencapai kesempurnaan (perfection). Dengan demikian menurut Adler kita berjuang untuk menjadi superior sebagai upaya untuk menyempurnakan diri sendiri sehingga membuat diri kita lengkap dan utuh. Inilah tujuan manusia yaitu mengarahkan diri untuk mencapai keutuhan dan kelengkapan yang berorientasi ke depan. Berbeda dengan Freud yang menyatakan bahwa tingkah laku manusia di tentukan oleh masa lalu (insting dan pengalaman masa anak-anak). Adler melihat bahwa motivasi akan membentuk harapan pada masa depan. Oleh karena itu, hanya superioritas atau kesempurnaan yang dapat menerangkan kepribadian. 

c. Finalisme Semu Adler menerapkan konsep finalisme sebagai konsep yang memiliki tujuan utama (ultime goal) dalam mencapai kondisi akhir dari keberadaan dan keinginan untuk bergerak ke depan. Adler percaya bahwa tujuan utama yang ini kita capai adalah bayangan semu yang tidak dapat diuji dalam kenyataan. Adler memformulasikan konsep ini dengan finalisme semu (fictional finalisme), sebuah pernyataan yang menunjukkan bahwa pikiran semu akan mengantarkan kita untuk berperilaku tertentu sebagai upaya memenuhi keyakinan. Formulasi terbaik dai perkembangan keberadaan fiksi semu manusia adalah konsep mengenai Tuhan. Ada dua point dalam menjadi superior, pertama meningkatkan tekanan, bukan meredakan tekanan. Kedua perjuangan menjadi superior yang di manifestikan baik oleh individu maupun masyarakat. Dalam pandangan Alder individu dan masyarakat saling berhubungan dan saling bergantungan. Selanjutnya manusia secara terus-menerus berjuan untuk sesuatu yang semu (khayali). 

d. Gaya Hidup Gaya Hidup dalam pandangan Adler yaitu mencapai superioritas melalui cara-cra yang berbeda dengan menggambarkan pola tingkah laku, kebiasan, dan karakteristik yang unik. Setiap anak mengalami perasaan inferior akan memotivasikan dirinya untuuk mengompensasi ketidakberdayaan dan ketidakbergantungan. Dalam melakukan kompensasi tersebut sangat memerlukan tingkah laku. Tingkah laku tersebut merupakan bagian dari gaya hidup dan dirancang untuk mengompensasi keberadaan inferior. Gaya hidup menjadi panduan kerja pola tingkah laku, meskipun bergantung pada interaksi sosial, terutama pada urutan kelahiran dalam keluarga. 
• Masa Anak-anak Menurut Adler maupun Freud, melihat kepribadian atau gaya hidup sebagai sesuatu yang dibentuk pada masa awal kehidupan. Adler merasa ada tiga masa anak-anak yang menjadi dasar situasi yang paling berkontribusi dalam gaya hidup yang rusak. Pertama, organ Inferioritas serta penyakit anak usia dini. Kedua Memanjakan. Pada hal ini anak baik secara di manjakan oleh orang tuanya, segala keinginannya dikabulkan sehingga merubah pola pada anak. Jika ketika anak tidak terkabulkan maka ia akan menunjukkan gejala maupun ekpresinya, sehingga lama-kelamaan akan menyadarkan sendiri bahwa tidak semua keinginannya terkabulkan. Ketiga Pengabaian. Pada hal ini anak menjadi koraban ketidakpedulian orang tua, karena mungkin anak tersebut kurang kasih sayang sehingga anak akan mudah emosi bila di nashati, tetapi lama-kelamaan akan sadar sendiri terkait hal tersebut. 
• Diagnosis Berbagai bentuk ketakutan yang dapat menyebabkan kecemasan maupun kekhawatiran. Agresifitas terbuka dapat menunjukkan tanda-tanda kompleks superioritas. Adler juga menganggap pentingnya mimpi, karena merupakan ekspresi dari gaya hidup yang biasanya mencerminkan tujuan yang ingin dicapai dan masalah-masalah yang dihadapi. 

e. Kekuatan Diri Kreatif Adler berpendapat bahawa keberadaan manusia bebas untuk membuat gaya hidup yang tepat sesuai dengan kemampuan dan pengalamannya, baik diperoleh dari sambungan genetik maupun lingkungannya. Meskipun tidak spesifik, tetapi dengan tegas Adler menyatakan bahwa gaya hidup kita sudah tidak ditentukan, tetapi kit bebas untuk memilih dan membuat gaya hidup kita. Namun sekali terbentuk, gaya hidup tetap konstan selama hidup. Adler juga menjelaskan beberapa masalah yang bersifat uniiversal dan dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu masalah yang berkaitan dengan perilaku terhadap orang ain, masalah pekerjaan, masalah cinta/asmara. Dia pun mengajukan 4 tipe gaya hidup dasar yang berkaitan dengan masalah-masalah di atas yaitu tipe dominan, tipe menerima, tipe menghindar, dan tipe berguna secara sosial. 

f. Minat Sosial Minat sosial di definisikan dengan potensi dalam diri untuk bekerjasama dengan orang lain demi mencapai tujuan pribadi dan sosial. Adler menggunkan konsep ini berasal dari bahasa Jerman, Gemaynschaftsgefuhl, istilah yang tepat untuk menerjemahkan perasaan masyarakat (Comunity Feeling). (Stepansky, 1983) Meskipun anusia sangat dipengaruhi oleh kekuatan biologis dan sosial, dalam pandangan Adler potensi minat sosial datangnya dari dalam diri dan menjadi elemen biologis/. Selanjutnya, elemen tersebut mengalami perluasan bergantung pada pengalaman sosial awal. Adler percaya bahwa ibu memanikan peran vital dalam memabngun minat sosial. Oleh karena itu, ibu harus mnengajarkan anak-nakanya untuk dapat bekerjasama dan saling mendukung dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup. Orang yang tidak memiliki perasaan minat sosial akan menjadi neurotik dan mungkin menjadi perilaku kriminal. Adler percaya bahawa rasa kebencian rasial terjadi karena miskinnya perasaan masyarakat. 

g. Urutan Kelahiran Menurut Adler, urutan kelahiran berpengaruh besar terhadap masa kanak-kanak, karena di saat itulah kita mengembangkan gaya hidup. Meskupin memiliki orang tua yang sama dalam satu rumah dengan saudara kandung, dimana selalu mendapat perhatian dan sikap yang berbeda –beda, dan hal tersebut akan menetukan kepribadian. Menurut Adler, 4 situasi yang berkaitan dengan urutan kelahiran, sebagai berikut : 
• Anak Pertama Anak pertama berada dalam situasi yang unik, umumnya mereka menggembirakan luar biasa terhadap kelahiran anak pertama. Anak pertama memiliki kegembiraan dan rasa aman sampai anak kedua lahir. Pada saat anak pertama mempunyai adik, tiba-tiba tidak lagi menjadi fokus perhatian, menerima cinta dan kasih sayang seperti dulu. Anak pertama merasa kondisi “turun takhta”. Tak seorang pun yang menduga bahwa pergantian yang drastis menyakitkan terjadi dan tanpa mampu melawan. Dia mencoba mendapatkan kembali kekuasaan dan keistimewaan posisinya. Adler yakin bahwa setiap anak pertama merasa keget dengan perubahan statusnya. Meskipun demikian, perasaan kehilangan ini sangat bergantung pada usia anak pertama saat “sang pesaing” lahir. Mereka akan berlatih menjadi lebih berkuasa di banding dengan saudara mudanya. Adler percaya bahwa anak pertama juga memiliki minat yang tidak biasa dalam menjaga keteraturan dan otoritas. Mereka menjadi organizer yang baik, hati-hatu, cermat, dan detil. 
• Anak Kedua Dari awal anak kedua telah menjadi penentu model saudara yang lebih tua. Anak kedua biasanya menjadi penyebab kehebohan atau pergolakan dalam kehidupan anak pertama. Umumna orang tua menerapkan pola pengasuhan yang berbeda terhadap anak kedua. Kompetisi dengan anak pertama akan memotivasi anak kedua. Mereka tidak memiliki kekuasaan, tetapi anak kedua tidak terlalu mempedulikan hal-hal tersebut, mereka lebih optimis terhadap masa depan, lebih kompetitif dan ambisius. 
• Anak Paling Muda (Bungsu) Anak bungsu tidak akan menghadapi kekagetan terhadap penurunan takhta. Anak bungsu sering menjdi kesayangan keluarga, terutama jika jarak umurnya dengan sudaranya lebih jauh. Dorongan untuk melampaui saudara kandung seringkali luar biasa pesat. Anak bungsu selalu berprestasi tinggi diberbagai bidang di masa dewasanya.Kejadian yang terbalik, jika anak bungsu di manja, maka dia percaya bahwa tak perlu belajar atau berusaha keras meraih apapun. Pada masa perkembangannya beberapa anak tidak dapat memelihara ketidaberdayaan dan kebergantungan, tidak biasa untuk berjuang, sehingga pada masa dewasa banyak kesulitan untuk menyesuaikan diri. 
• Anak Tunggal Anak tunggal tak pernah kehilangan posisi utamanya dalam keluarga. Dia lebih meluangkan waktu bersama orang dewasa. Karena itu, anak tunggal lebih cepat matang karena dia memanifestikan sikap dan tingkah laku orang dewasa. Anak tunggal mungkin mengalami kesulitan ketgiatan di luar rumah. Jika kemampuan yang dimilikinya tidak dapat membuat pengakuan dan perhatian, maka akan timbul kekecewaan besar. Berdasarkan pengalaman mengenai urutan kelahiran, Adler tidak mengjukan pern yang jelas mengenai perkembangan masa kanak-kanak. Anak tidak secara otomatis membutuhkan karakter tertentu berdasarkan posisinyadalam keluarga. Pernyataan Adler mengenai gaya hidup tertentu berkembang sebagai fungsi dari urutan kelahiran dikombinasikan dengan interaksi sosial pada awal kehidupan. Konsep diri kreatif akan membangun gaya hidup menggunakan kedua pengaruh tersebut. 

h. Tipe Psikologis Adler mengembangkan tipologi kepribadian, menurutnya tedapat 4 tipe yaitu tipe dominan, tipe bersandar, tipe menghindar, dan tipe berguna secara sosial. Tipologi ini didasarkan pada arah energi dan hubungan sosial. Pertama tipe dominan, mereka sejak kanak-kanak memiliki kecenderungan agresif dan dominan terhadap orang lain. Kedua, tipe bersandar. Mereka adalah orang yang peka. Analoginya seperti membuat tempurung di sekelilingnya guna melindungi diri. Mereka tidak memiliki tingkat energi yang rendah sehingga terus bergantung. Apabila tidak sanggup, mereka mengahadapi gejala-gejala seperti neurotik, phobia, dan obsesif. Ketiga, tipe menghindar. Mereka memiliki tingkat energi yang sangat rendah dan hanya dapat bertahan hidup dengan cara menghindar. Keempat, tipe berguna secara sosial. Ini adalah tipe orang yang sehat, memiliki minat sosial dan energi untuk hidup. Teori mengenai 4 tipe kepribadian ini mirip dengan 4 tipe kepribadian yang dikembangkan oleh orang Yunani Kuno (Hipocrates). Adler percaya bahwa setiap orang adalah individu yang unik dan dapat mengembangkan gaya hidup yang unik. Ide pengembangan konsep mengenai tipologi ini hany bersifat perangkat heuristik, artinya hanya merupakan fiksi, bukan realitas mutlak. 6. Pengaruh Teori Adler “The American Society of Individual Psychology” yang berperan besar mempengaruhi teori Adler di Amerika Serikat. Sedangkan di Eropa, teori Adler mulai meluas dan banyak pengikut, salah satunya Fritz Kunkel dengan karya utamanya “Einfuhrung in die Charakterkunde” (Zurich; 1928, 1950). Kunkel berpegang teguh kepada dasar pikiran Adler. Pendapatnya bersifat memperkaya Individual Psychology juga dapat di ikuti melalui pengertian-pengertian pokok yang digunakannya. Pendapat Kunkel di kemukakan sebagai berikut : 1. Dua Dorongan Pokok Kunkel berpendapat bahwa kehidupan jiwa adalah dinamis dan dinamika ini karena oleh adanya dua dorongan yang salinh bertentangan yaitu : a. Dorongan Keakuan (Inchhaftigkeit atau Unsachlichkeit) dorongan untuk mengabdi kepada aku (diri sendiri). b. Dorongan Kekitaan (Wirhaftigkeit atau Sachlichkeit) dorongan untuk mengabdi kepada kita (Umum, Dunia Luar, dsb) Kedua golongan tersebut adanya dalam diri orang berbanding terbalik sesama, artinya semakin besar Inchhaftigkeit berarti semakin kecil Wirhaftigkeit dan sebaliknya. Orang yang bersikap Ichhaftig akan menilai segala sesuatu atas dasar sejauh mana hal yang di hadapi itu berguna bagi usahanya untuk mengejar Ich ideal, kepentingan akunya, sedangkan orang yang bersikap Wirhaftig akan meninjau dari segi kemajuan kemnusiaan (sesama manusia). 2. Termometer Penilai Diri Termometer Penilai Diri di gambarkan saling berhubungan antara kedua dorongan pokok dalam diri manusia. Hukum psikis di gambarkan sebagai berikut :
  

Garis yang tegak lurus menggambarkan segala sesuatu yang bersangkutan dengan aku, Jadi Inchhaftigkeit. Derajat-derajat di bawah nol menggambarkan rasa rendah diri, sedangkan derajat di atas nol menggambarkan usaha ke arah superioritas. Garis mendatar menggambarkan unsur kekitaan, Wirhaftigkeit; sedangkan lingkaran-lingkaran yang bergaris tengah itu menggambarkan daerah gerak individu dengan sesama manusia. 1. Semakin besar (dalam) rasa rendah diri maka semakin besar (tinggi) usaha memegahkan diri, dan sebaliknya. Jadi misalnya rasa rendah diri -40 maka usaha memegahkan diri +40, dan selanjutnya. 2. Semakin besar Inchhaftigkeit maka semakin akan kecil Wirhaftigkeit serta daerah gerak dalam masyarakat dan sebaliknya. Jadi misalnya pada Inchhaftigkeit berdaerah -40 - - - +40 Wirhaftigkeit akan berdaerah a - - - b dan selanjutnya. Secara teori ada dua sikap hidup yang ekstrem, yaitu : 
a. Garis tegak lurus tak terhingga dan garis serta lingkungan mendatar lenyap sehingga hanya merupakan titik; orang demikian ini segala tingkah lakunya hanya berhubungan dengan dirinya sendiri relasi dan dengan orang lain tidak ada (sakit jiwa). 
b. Garis serta lingkaran mendatar tak terhingga sehngga garis tegak lurus melenyap; orang demikian menyangkutkan segala tindakannya dengan kekitaan, Inchhaftigkeit terkikis habis (orang keramat). 

3. Apersepsi bertendes dan dresat Apersepsi bertendes yaitu tendens yang menyebabkan orang menyimpang dari kenyataan dalam mengadakan apersepsi. Apersepsi bertendes semakin mendalam dan menghasilkan dresat. Dresat adalah kebiasaan memandang segala sesuatu dari sudut tertentu dan bersifat beku, nampak sebagai dresur. Dresur itu bersifat memaksa kepada penderitanya sebagai hukum alam, menekan kebebasan batin, dan mendorong ke arah ketidakberanian. 

4. Umfinalisierung Umfinalisierung menggambarkan perbuatan yang dilakukan dengan tidak semestinya, tetapi menurut nyatanya menuju ketujuan yang wajar, namun terpengaruh oleh penghargaan dalam hubungan dengan orang lain, demi kepentingan diri sendiri. Misalnya seorang anak membuat rumah-rumahan bukan berarti membuat rumah sebenarnya tetapi ingin mendapatkan pujian dari teman-temannya. 

5. Lingkaran Setan (Teufelkreis) dan proses pencernaan (Klarung Proses) Orang mungkin tidak berani menghadapi kenyataan, karena sangat terikat dengan rasa akunya, jadi sangat menderita rasa rendah diri, hal ini mendorong untuk berusaha menutup kekurangannya atau mencapai kompensasi. Jika usaha ini gagal maka rasa rendah diri akan lebih mendalam, usaha ke arah kompensasi akan semakin kuat. Jadi alam hal ini individu seolah-olah dilingkari oleh pagar yang menakutkan yang makin lama makin bertambah sempit daerahnya sehingga akan mengurung dalam kesukaran. Inilah yang disebut Lingkaran Setan
  
Keterangan Gambar : 
L1: Kesukaran hidup yang pertama di hadapi 
A: Usaha kompensasi untuk mengatasi/menembus L1 ; Usaha ini gagal lalu menimbulkan L2 . 
L2: Rintangan hidup yang baru. 
B : Usaha untuk menembus L2; usaha ini gagal dan menimbulkan L3 
L3: Rintangan hidup yang baru 
C : Usaha untuk menembus L4 , jika usaha gagal maka menimbulkan L4 , dan seterusnya. Kejadian yang digambarkan diatas akan mencapai taraf kritis. Dalam krisis ini mungkin sekali individu yang bersangkutan itu sadar akan kesesatannya. Inilah namanya proses pencerahan. Proses pencerahan melewati berbagai fase, yaitu :
 a. Fase Pertama adalah fase mendapatkan pengertian yang benar. 
b. Fase Kedua adalah berani menghadapi kenyataan hidup yang sewajarnya. 
c. Fase Selanjutnya adalah berani mengatasi kesukaran hidup secara wajar. Dengan terjadinya proses pencerahan ini terjadilah perubahan besar dalam diri indiviu yang bersangkutan. 

B. PSIKOLOGI INDIVIDU DALAM TEORI ALLPORT 

1. Penjelasan Psikologi Individu menurut Teori Allport Dalam psikologi di bahas mengenai kuantifikasi atau pencarian dasar-dasar tak sadar yang mendorong tingkah laku manusia. Dalam situasi ilmiah yang demikian itu mendorong Gordon W. Allport mengambil jalannya sendiri yang berbeda dari pandangan umum, dia mengadakan penyelidikan secara kualitatif dan mengutamakan dorongan-dorongan sadar. Pemikiran yang teliti dan sistemaits dapat mempersatukan gagasan-gagasan yang berasal dari berbagai pemikiran terkenl dalam lapangan pdikologi seperti ahli-ahli psikologi Gestalt, W. Stern, W. James McDougall dari psikologi Gestalt dan Stern. Gordon W. Allport lahir pada tahun 1897 di Indiana, Amerika Serikat. Di besarkan di Cleveland. Ayahnya seorang Dokter, saudaranya tiga, semua laki-laki. Dia menyelesaikan pelajaran “Undergraduate” di Harvard University. Tahun 1919 menyelesaikan pelajarannya dengan keahlian ilmu pokok Ekonomi dan Filsafat, dan mengajar di Istanbul, Turki dalam mata kuliah Sosiologi dan Bahasa Inggris. Tahun 1922 dia mendapat gelar Ph.D dalam bidang Psikologi. Antara tahun 1922-1924 dia belajar di luar negeri seperti Berlin, Hamburg, Cambridge. Hingga pada tahun 1926 dia di angkat menjadi guru besar pembantu di Darmouth College Universit selama 4 tahun dan kembali ke Harvard serta menjadi pemegang utama dalam peranan pembentukan Department of Social relations di Harvard University. Karena latar belakangnya pengalaman mengajar di perguruan tinggi, maka dalam tulisannya Allport menunjukkan perhatian yang besar pada segi didaktisnya. Selama kariernya itu Allport menerima banyak kehormatan dengan di pilih sebagai presiden “The American Psychological Association” sehingga banyak karya dan bukunya di kenang oleh para ahli psikologi. 2. Gambaran mengenai pendirian Allport Karena daerah kerjanya luas, maka tidak untuk menandai sikap-sikap khas pendiriannya. Namun hal tersebut juga dapat dilakukan. a. Tulisan-tulisannya selalu menunjukkan usaha untuk mementingkan sifat komplek yang unik dan khas daripada tingkah laku manusia. Sifat kompleks yang beragam pada individu itu mempunyai dasar kebulatan atau kesatuan (unitas). Kebulatan tingkah laku dan pentingnya dorongan sadar ini yang menyebabkan Allport mementingkan gejala yang di sebut self atau ego. b. Bagi Allport, tidak ada kontinuitas antara formal dan tak formal , antara anak dan orang dewasa, antara manusia dan hewan. Teori seperti Psikoanalisi mungkin sangat berguna untuk tingkh laku yang tak formal, tetapi akan sedikit sekali gunanya menghadapi tingkah laku formal. Dalam bukunya Scientific models and humans morals (1924) dia mengemukakan bahwa dengan memkai sebagai model mesin, hewan, anak, anak, tidak dapat didsarkan yang cukup kuat untuk menyusun teori yng bermanfaat mengenai tingkah laku manusia. c. Penggunaan metode dan penemuan-penemuan psikologis di dalam tindakan, di mana usaha dilakukan untuk memperbaiki keadaan sosial yang tak di inginkan merupakan hal yang sangat dipentingkan bagi Allport. Sifat kompleks yang ada pada manusia itu terlalu besar untuk dimengerti secara sempurna oleh metode-metode dan konsepsi ahli psikologi. d. Allport menyatakan bahwa karyanya terutama di tujukan pada masalah-masalah empiris dan tidak untuk mendapat sesuatu kesatuan metodologi dan teori. 3. Pokok-pokok teori Allport. a. Struktur dan dinamika kepribadian. Dalam teori-yeori yang lain dalam rangka pembicaraan stuktur, dinamika, dan perkembangan kepribadian. Rangka ini tidak dapat membicarakan teori Allport, karena bagi Allport, stuktur kepribadian itu dlam sifat-sifat dan tingkah laku yang didorong sifat-sifat. Tetapi semua pengertian itu diterima dan dianggap penting, namun tekanan utama diletakkan pada sifat, sedangkan di samping itu sikap dan intensi diberinya kedudukanyang kira-kira sama, sehingga ada yang menamakan psikologi Allport itu adalah “trait psikologi”. • Kepribadian dan Watak Bagi Allport, definisi bukanlah sesuatu yang dipanang enteng. Menurut Allport, kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dan menyesuaikan diri terhadap lingkungannya (Allport, 1951, p.48). Sedangkan Definisi watak, Allport menunjukkan arti normatif, dia menyatakan bahwa “character is personality evaluated and personality is character devaluated” (Allport 1951, p.52). • Temperamen Temperamen diposisikan sangat erat diposisikan hubungannya dengan faktor-faktor biologis atau fisiologis karena sedikit sekali mengalami motivasi di dalam perkembangannya. Bagi Allport, temperamen adalah bagian khusus dari kepribadian yang di berikan definisi demikian “Temperamen adalah gejala karakteristik daripada sifat-sifat emosi individu, juga termasuk mudah tidaknya kena rangsangan emosi, kekuatan serta kecepatannya bereaksi, kualitas kekuatan suasana hatinya, segala cara dari fluktuasi dan intensitat suasana hati. Gejala ini tergantung kepada faktor konstitusional dan karenanya terutama berasal dari keturunan” (Allport, 1951, p.54). • Sifat (trait) Sifat adalah tendens determinasi atau predisposisi dan diberikan definisi demikian “Sifat adalah sistem neuropsikis yang digeneralisasikan dan diarahkan, dengan kemampuan untuk menghadapi bermacam-macam perangsang secara sama memulai secara membimbing tingkah laku adaptif dan ekpresif secara sama” (Allport, 1951, p. 289). Perbedaan sifat dengan beberapa pengertian lain yaitu Kebiasaan, Sikap, dan Tipe, menjelaskan Sifat dan Kebiasaan kedua-duanya adalah tendens determinasi, akan tetapi sifat itu lebih umum baik dalam situasi yang di cocokinya, sedangkan Sifat dan Sikap kedua-duanya adalah hasil dari faktor genetis dan belajar. Selanjutnya Sifat dengan Tipe, menjelaskna bahwa sifat dapat mencerminkan sifat khas pribadi sedangkan tipe melah menyembunyikannya • Proprium Allport mengemukakan hendaknya semua fungsi self atau ego ini disebut sebagai fungsi proporium (propiate function) daripada kepribadian. Dalam bidang inilah terdapat akar daripada ketetapan (consistensy) yang menandai sikap intensi dan evaluasi. Proprium ini tidak dibawa sejak lahir, tetapi berkembang di dalam perkembangan individu. • Otonomi Fungsional (Functional Autonomy) Telah disebutkan individu itu menjangkau ke masa depan dan bahwa tujuan-tujuannya merupakan faktor yang menentukan yang penting bagi tingkah lakunya kini. Pada pokoknya prinsip itu menyatakan bahwa aktivitas tertentu atau bentuk tingkah laku tertentu dapat menjadi akhir atau tujuan sendiri walaupun dalam kenyataanya mula-mula terjadi karena sesuatu alasan lain. Tiap tingkah laku, sederhana atau kompleks, walaupun mula-mula diasalkan dari tegangan organis, dapat terus berlangsung dengan sendirinya tabpa adanya faktor biologis yang memperkuat baginya. Otonomi fungsional menyatakan bahwa pemburu akan tetap berburu walaupun tidak ada arti instrumentalnya artinya tanpa ada dorongan agresi ataupun kebutuhan-kebutuhan yang lebih pokok dari itu yang mendasari perbuatan itu. b. Perkembangan Kepribadian Melihat teori otonomi fungsional itu nyatalah bahwa individu itu lahir dari itu mengalami perubahan-perubahan yang penting. 
• Kanak-kanak Bagi Allport, pertumbuhan merupakan proses diferensiasi dan integrasi yang berlangsung secara terus menerus. Jadi beberapa tingkah laku anak itu merupakan perintis bagi pola-pola kepribadian selanjutnya. Allport menyimpulkan, bahwa setidak-tidaknya pada bagian kedua tahun petama anak telah menunjukkan dengan pasti sifat-sifat yang khas. 
• Transformasi Kanak-kanak Prisnsip ini menjelaskan bahwa apa yang mula-mula alat untuk tujuan biologis dapat menjadi motif yang otonom yang medorong dan memberi arah tingkah laku. 
• Orang Dewasa Pada orang dewasa faktor-faktor yang mendorong terjadinya tingkah laku adalah sifat-sifat yang terorganisasikan dan selaras. Sifat ini timbul dari berbagai cara dari perlengkpan-perlengkapan yang dimiliki neonatus. Pada umumnya orang akan lebih tahu apa yang akan dikehendaki di kerjakan seseorang, dia akan tahu rencana-rencana yang disadarinya daripada ingatan-ingatan tertentu. C. Penerapan Psikologi Individual dalam Pemahaman Tingkah Laku Dalam pemahaman tingkah laku, psikologi individual memberikan sumbangan : a. Pengertian mengenai rasa rendah diri, kompensasi, gaya hidup, konstelasi keluarga, serta dorongan pokok dalam diri manusia. b. Praktik di bidang pendidikan dalam bentuk upaya penentuan tujuan-tujuan yang susila berupa keharusan memikul tanggung jawab, keberanian menghadapi kesukaran hidup, mengikis dorongan keakuan dan mengembangkan dorongan kemasyarakatan, dan upaya untuk mnyelami diri sendiri dan membuka kecenderungan-kecenderungan egoistis yang tersembunyi. c. Optimisme dalam bidang pendidikan dalam mengembangkan karir yang selalu mengahadapi segala rintangan dan hambatan dalam mencapai tujuan pendidikan. D. Penerapan Psikologi Individual dalam Konseling dan Psikoterapi. Adler adalah tokoh utama perintis terapi keluarga yang berkontribusi besar dibidang konseling sekolah. Dewasa ini, konsep Adlerian digunakan juga kasus-kasus anak yang orang tuanya bercerai atau tidak mendapat hak/perlakuan sebagai anak. Menurut Adler, Neurosis berarti tujuan hidup tidak akan realitis dan finalisme semu. Karena tidak memeperhitungkan kapasitas keterbatasan dan lingkungan sosial yang ada. Seseorang akan merasa rendah diri dan merasa di tolak karena mungkin menetapkan tujuan yang terlalu tinggi sehingga tidak dapat di jangkau. Apabila merasa kalah dan tidak mampu mengatasi situai-situasi tertentu , seperti kegagalan dalam pendidikan, dia berusaha menghindari situasi-situasi yang memungkinkannya untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan untuk bekerja secara efektif. Penderita neurotik juga memilih gaya hidup yang tidak tepat sebagai alat untuk mencapai tujuannya. Dalam upaya mereka mengimbangi perasaan lemah, penderita neurotik cenderung mengompensasi secara berlebihan. Alder menunjukkan bahwa sebenarnya penderita neurotik mengalami gaya hidup yang salah. Penderita neurotik berjuang untuk kebesaran pribadi. Mereka bertindak seolah-olah lemah, seolah-olah pencundang. Meski dalam kenyataannya meraka dapat eksis dan bertindak secara konstruktif, mereka memanfaatkan kelemahan khayali dan menggunakan sebagai alasan, bukan menjadi tantangan untuk kehidupan secara konstruktif. Mereka kecenderungan menggunakan pengaman sebagai kompensasi untuk menangkal inferioritas secara maladaptive, buka dengan cara adaptif. Memang kita semua menggunakan pelindung sebagai mekanisme pertahanan diri, tetapi orang neurotik menggunakannya secara berlebihan. Teori Adler kadang di sebut perspektif sosioteologis ketika membahas perjuangan konstan individu mencapai tujuan mereka. Adler juga menekankan pentingnya pengembangan minat sosial klien untuk kemudian mendidik kembali mereka agar mampu hidup ditengah masyarakat sebagai pribadi yang sanggup memberikan sesuatu bagi masyarakat, bukan cuma menerima atau menuntut. Ketika seseorang datang untuk menjalani terapi, diasumsikan ia tengah mengalami ketidakkongruenan dan ketidaknyamanan di dalam bekerja, persahabatn, dan cinta. Proses konseling kemudian dilihat secara terapis dan klien bekerjasama untuk membantu klien mengembangkan kesadaran, sikap dan perilaku yang lebih sehat sehingga sanggup berfungsi lebih penuh di masyarakat. Proses Adlerian melibatkan empat tahap yaitu, membangun relasi, mendignosis, menginterpretasi dan mendapatkan pemahaman, serta mengorientasi ulang. Pada sesi membangun relasi, konselor menetapkan sebuah relasi dengan klien lewat interviu subyektif maupun obyektif yang didalamnya terbantu klien merasa nyaman. Kemudian tahap diagnostik meliputi interviu gaya hidup, prosedur asesmen formal yang melihat hal-hal seperti konstelasi keluarga, persepsi mengenai hubungan dengan saudara-saudara kandung, serta mimpi-mipmi terus berulang. Fase interpretasi adalah waktu ketika konselor dan klien mengembangkan pemahaman dan interviu gaya hidupnya tentang “kekeliruan dasar” klien dengan menganalisis dan mendiskusikan keyakinan, tujuan hidup, serta gerakan yang dikembangkan klien diawal kehidupannya dan menjamin pola, sikap hidup perilaku, pikiran, dan emosi. Tahap pengorientasian-ulang mungkin paling bkritis karena di tahap inilah terapis membantu konseli bergerak dari pemahaman intelektual menuju perkembanga aktual dan ekpresi sikap dan perilaku yang lebih sehat. Di titik ini dukungan konselor, penguatan, pengarahan, dan pembinaan diupayakan secara aktif untuk membuat sejumlah perubahan-perubahan bagi cara-cara yang sehat dalam berpikir dan berperilaku menjadi cara-cara yang lebih memuaskan bagi klien. Adler tidak menetapkan aturan atau metode yang kuat dan ketat dalam pelaksanaan terapinya. Ia percaya bahwa gaya hidup klien akan menentukan prosedur yang dilakukan. Frekuensi kontak kliens dan terapis juga cukup sekali atau dua kali seminggu. Tujuan pertama terapis Adlerian adalah menjalin kontak dengan klien kemudian membangun kepercayaan. Kepercayaan diri dibangun dengan menempatkan klien sebagai rekan, sehingga dapat membangun kerjasama. Kedua, terapis berusaha untuk mengungkapkan kesalhan gaya hidup klien dan memberikan wawasan tentang kondisi riil sekarang. Klien dibimbing secara perlahan-lahan untuk mengenali kesalahan dalam tujuan pribadi, gaya hidup, sikap dalam kehidupannya Terapi Adlerian berusaha untuk medorong kilen menghadapi masalah dan mengembangkan cara yang konstruktif. Terapis berusaha menanamkan keberanian bertindak “seolah-olah” membatasai fiksi lama. Terapis tidak membuat keputusan dan mempertanggungjawabkan kepada klien, tetapi bersifat membantu klien dalam mengambil keputusan sendiri dan mendorong klien untuk berani menerima tugas baru dengan penuh tanggung jawab. Dalam pengertian ini terapis memainkan peran sebagai pendidik yang mendidik penderita neurotik untuk mengembangkan seni hidup yang konstruktif. Adler percaya bahwa hanya dengan mensubkordinasikan kepentingan pribadi demi mencapai kesejahteraan mayarakat kita bisa mencapai superioritas, karena sesuatu yang tepat dan tak terelakkan dari semua kompensasi terhadap kelemahan alami manusia adalah bahwa keadilan sosial untuk semua. Adler juga memiliki pengaruh sangat besar terhadap psikiter Hanry Stack Sullivan, orang yang mengembangkan teknik observatif parsitipatif. Teknik ini didasarkan pada keyakinan bahwa seorang pengamat dalam hubungan intepersonal akan lebih efektif apabila menjadi peserta di dalamnya. Sullivan juga menciptakan istilah co-depenency yang sering digunakan di Al Anon (Alcoholic Anomynious), sebuah organisasi bagi para pecandu alkohol, yang saling membantu untuk melepas kebergantungan pada alkohol Konsep Adler juga digunakan untuk mengembangkan metode pendidikan yang lebih efektif dan pengasuhan anak (Dreifurs, 1952-1953; Binter, 1991). Adler mendorong calon orang tua untuk terlibat dalam pelatihan pengasuhan . Dia juga mengembangankan kreativitas diri dan membangun kekuatan-kekuatan yang tepat dalam membantuk tujuan dan gaya hidup yang tepat dalam memahami kesalahan-kesalahan yang terjadi selama ini. Melalui pendidikan, Adler percaya bahwa minat sosial dan keadilan sosial dapat dikembangkan dan selanjutnya menjadi cara paling tepat untuk mengompensasi kelemahan pribadi kita. Adler aktif dalam kegiatan bimbingan klinis anak dan melibatkan diri dalam reformasi pidana. Adler secara radikal menentang jenis terapis yang terlalu menekanka kemerdekaan dari egosentris (May, 1991).

SUPERVOLCANO YANG MELEGENDA



Indonesia ternyata masih menyimpan satu cerita besar. Sebuah cerita yang hampir menghapus peradaban di permukaan bumi, mengawali zaman es terakhir, dan menyisakan makhluk-makhluk yang beruntung masih hidup hingga jaman ini .
Danau Toba, yang dikenal sebagai salah satu danau air tawar terbesar di dunia, dengan pulau Samosir yang elok, dalam sejarah vulcanology adalah sisa dari letusan kaldera mahadashyat yang paling besar hingga detik ini (skala 8 VEI - Vulkanic Explotion Index). Letusan Toba dapat disamakan dengan 2000 kali letusan Gunung Helena atau 20000 kali letusan bom atom Hiroshima (ref : wikipedia)

Efek dari letusan itu adalah lubang besar dengan luas hampir 200 ribu hektar (panjang 100 km dan lebar 30 km) atau dua setengah kali negara Singapura dimana lubang itu kini terisi air dan disebut dengan Danau Toba. Letusan itu memuntahkan material vulkanis ke seluruh penjuru dunia dan batuan yang sama ditemukan di beberapa negara oleh geologist. Awan debu yang dimuntahkan menutupi permukaan bumi dari sinar matahari sehingga menurut para ahli suhu bumi turun hingga lebih dari 15 derajat Celcius hingga beberapa dekade, awal dari jaman es yang terakhir.


Kejadian itu menyebabkan kematian dan kelaparan di seluruh permukaan bumi, dan diperkiraan manusia yang hidup tinggal 10000 hingga 40000 orang saja. Manusia yang tersisa bermigrasi dari Afrika, menyebar ke Arab, Eropa, Asia dan Indochina. Dan dengan kecepatan replikasi hamster, kini manusia menghuni seluruh daratan di dunia.


Danau Toba yang besar itu (luasnya kira2 100 x 30 km) sebenarnya berdiri di atas reruntuhan 3 kaldera besar. Di selatan terdapat Kaldera Porsea, berbentuk ellips dengan dimensi 60 x 40 km, terbentuk oleh letusan gigantik 800 ribu tahun silam. Kaldera ini meliputi sebagian selatan danau Toba dari Pulau Samosir, hingga ke daratan wilayah Parapat – Porsea dan “teluk” yang menjadi outlet ke Sungai Asahan. Wajah kaldera Porsea ini ‘dirusak’ oleh kaldera Sibadung yang terbentuk kemudian. Sementara di sebelah utara, di utara Pulau Samosir terdapat kaldera Haranggaol yang nyaris bulat dengan diameter ‘hanya’ 14 km. Haranggaol terbentuk pada 500 ribu tahun silam. Keberadaan kaldera-kaldera besar ini menunjukkan Danau Toba adalah kompleks vulkanik nan luar biasa.


Kita fokuskan ke Kaldera Sibadung. Inilah kaldera yang terbentuk dalam erupsi gigantik 71.500 +/- 4.000 tahun silam dan dinobatkan sebagai letusan terdahsyat di muka Bumi dalam 2 juta tahun terakhir setelah banjir lava di Yellowstone (AS). Bentuk kaldera mirip kacang (peanut-like) dan secara kasar memiliki panjang 60 km dengan lebar 30 km. Bentuk unik ini mengesankan bahwa kaldera Sibadung dulunya kemungkinan adalah gunung api kembar yang meletus secara bersamaan, seperti halnya gunung Danan dan Perbuwatan dalam erupsi katastrofik Krakatau 1883. Kaldera Sibadung mencakup seluruh bagian Pulau Samosir dan perairan selatan Danau Toba, kecuali “teluk” di sebelah tenggara yang menjadi outlet ke Sungai Asahan.

Letusan Toba 71 – 75 ribu tahun silam memang sungguh luar biasa. Gunung ini melepaskan energi 1.000 megaton TNT atau 50 ribu kali lipat ledakan bom Hiroshima dan menyemburkan tephra 2.800 km kubik berupa ignimbrit, yakni batuan beku sangat asam yang memang menjadi ciri khas bagi letusan-letusan besar. 800 km kubik tephra diantaranya dihembuskan ke atmosfer sebagai debu vulkanis, yang kemudian terbang mengarah ke barat akibat pengaruh rotasi Bumi sebelum kemudian turun mengendap sebagai hujan abu. Sebagai pembanding, erupsi paroksimal Tambora 1815 (yang dinyatakan terdahsyat dalam sejarah modern) ‘hanya’ menyemburkan 100 km kubik debu dan itupun sudah sanggup mengubah pola cuaca di Bumi selama bertahun-tahun kemudian, yang salah satunya menghasilkan hujan lebat yang salah musim di Eropa dan berujung pada kekalahan Napoleon pada pertempuran besar Waterloo.

Sebuah penelitian terbaru menyatakan sebuah ledakan besar vulkanik di Indonesia mengguncang planet Bumi pada 73.000 tahun yang lalu, bertanggungjawab terhadap pendinginan suhu global dan menghancurkan populasi nenek moyang manusia. Dibutuhkan heck dari sebuah bencana untuk menyeka pohon dari India.

Tapi 73.000 tahun yang lalu, letusan titanic Gunung Toba (the great Toba) di Indonesia melakukan hal itu, menyapu bersih daerah itu hampir dalam semalam seperti menendang planet ke lemari es yang akan dingin bertahan selama hampir 2.000 tahun. Letusan Toba mungkin merupakan peristiwa vulkanik yang paling penting dalam sejarah manusia, derita leluhur penduduk manusia di Afrika turun secara drastis, hanya yang menyisakan sekitar 30.000 orang yang selamat.

Tetapi para ilmuwan berdebat apakah semua bencana itu sebegitu buruk dengan beberapa berpendapat bahwa hanya ada penyimpangan kecil dalam iklim pada saat itu. Sebelumnya, peneliti Jihong Cole-Dai, kimiawan lingkungan dari South Dakota State University di Brookings menganalisis penurunan suhu global sekitar tahun 1810 sebagai dampak dari letusan Gunung Tambora

Kini, sebuah penelitian baru yang dipimpin oleh Martin Williams dari University of Adelaide di Australia membuktikan sebuah lingkungan yang dilemparkan ke dalam kondisi chaos, setidaknya terjadi di India. Serbuk sari dan sampel tanah yang dikumpulkan dari Teluk Bengal dan India tengah menunjukkan sebuah pohon tanah lembab yang tertutup material hancur oleh letusan vulkanik. Musim hujan terhenti dan dingin, musim kering memunculkan rumput savana.

Studi baru yang dipublikasikan baru-baru ini di jurnal Paleogeography, Paleoclimatology, Paleoecology merupakan bukti langsung pertama dari sebuah kehancuran ekosistem akibat letusan. Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa abu Gunung Toba itu meluas melalui ke India dan Samudera Hindia, bahwa belerang dari letusan terakumulasi abadi dalam jumlah besar membeku di lapisan es Greenland, Kutub Utara.

Stanley Ambrose dari University of Illinois di Urbana-Champaign, mengatakan bahwa studi terbaru menunjukkan garis panjang bukti yang menyatakan Toba sebagai peristiwa destruktif massal. "Model iklim memperkirakan bahwa suhu turun 16 derajat Celcius (29 derajat Fahrenheit) selama 50 tahun di Afrika. Hari ini suhu rata-rata di Nairobi adalah 25 derajat Celcius (77 Fahrenheit). Anda bisa bayangkan saja apa yang akan terjadi," kata Ambrose.

Namun, Michael Petraglia dari University of Oxford menyatakan bahwa para peneliti telah berpikir dengan membesar-besarkan kasus. "Dua dari tiga sampel di India berasal dari lembah sungai yang sama. Apa yang mereka sampling adalah situasi lokal dan mereka membuat lompatan besar penafsiran bahwa seluruh Asia selatan seperti ini," kata Petraglia. Selain itu penelitian manusia purba sendiri sudah di India pada waktu itu, dan selamat dari letusan.

"Saya tidak menyangkal super letusan Toba memiliki efek ekologis, saya kira itu memang benar. Tapi interpretasi mereka tentang evolusi manusia dan genetika memiliki kelemahan. Keterkaitan antara letusan dan genetika belum terbukti secara kuat," kata Petraglia.

Kerikil (lapili) produk letusan Toba ditemukan hingga di India, yang berjarak 3.000 km dari pusat letusan. Keseluruhan permukaan anak benua India ditimbuni abu letusan dengan ketebalan rata-rata 15 cm. Bahkan di salah satu tempat di India tengah, ketebalan abu letusan Toba mencapai 6 meter. Debu vulkanik dan sulfur yang disemburkan ke langit dalam letusan dahsyat selama 2 minggu tanpa henti itu membentuk tirai penghalang cahaya Matahari yang luar biasa tebalnya di lapisan stratosfer, hingga intensitas cahaya Matahari yang jatuh ke permukaan Bumi menurun drastis tinggal 1 % dari nilai normalnya. Kurangnya cahaya Matahari juga menyebabkan suhu global menurun drastis hingga 3 – 3,5º C dari normal dan memicu terjadinya salah satu zaman es. Rendahnya intensitas cahaya Matahari membuat tumbuh2an berhenti berfotosintesis untuk beberapa lama dan tak sedikit yang bahkan malah mati, seperti terekam di lembaran2 es Greenland.

Bagaimana dengan manusia? Ambrose (1998) berdasar jejak DNA manusia purba menyebut saat itu terjadi situasi “genetic bottleneck” yang ditandai dengan berkurangnya kelimpahan genetik dan populasi manusia. Bahkan dikatakan jumlah individu manusia saat itu (tentunya dari generasi homo sapiens awal seperti homo sapiens neanderthalensis dan rekan-rekannya) merosot drastis hingga tinggal 10 % saja dari populasi semula.

Bencana lingkungan akibat erupsi Toba ini diduga membuat homo neanderthalensis berevolusi menghasilkan individu yang lebih lemah. Sehingga ketika katastrofik berikutnya terjadi, yakni pada 12.900 tahun silam di ujung zaman es tatkala asteroid/komet berdiameter 5 km jatuh ke Bumi dari ketinggian awal yang rendah (mendekati horizon) sehingga benda ini meledak pada ketinggian 60 km di atas Eropa – Amerika sembari melepaskan energi 10 juta megaton TNT, neanderthal tak sanggup lagi bertahan dan punahlah ia bersama kawanan mammoth sang gajah raksasa zaman es.

Danau Toba sekarang ini, apakah masih aktif? Ya. Bekas letusan berskala kecil dan kubah lava baru pasca erupsi hebat itu masih dapat dijumpai di kerucut Pusukbukit di sebelah barat dan kerucut Tandukbenua di sebelah utara. Terangkatnya Pulau Samosir hingga 450 meter dari elevasi semula (yang dapat dilihat dari lapisan2 sedimen danau di pulau ini) juga menunjukkan bahwa reservoir magma Toba telah terisi kembali, secara parsial. Studi seismik menunjukkan di bawah danau Toba terdapat sedikitnya dua reservoir magma di kedalaman 40-an km dengan ketebalan 6-10 km.


Bertahan dari Letusan Mahadahsyat

Sekelompok peneliti internasional menyatakan, manusia India yang hidup pada saat letusan gunung api Toba-yang kini menjadi bagian dari Provinsi Sumatera Utara-74.000 tahun lalu, relatif masih bisa bertahan hidup. "Meski mengalami masa-masa yang sulit," kata antropolog Michael Petraglia dari Universitas Cambridge Inggris, kepada Tempo melalui surat elektronik pada Senin pekan lalu.
Petraglia adalah pemimpin penelitian yang dilakukan di Lembah Jwalapuram, Distrik Kurnool, India, itu. Petraglia dan timnya menemukan ratusan artefak berupa alat-alat batu serpih yang sama tipenya dari atas dan bawah lapisan debu vulkanik Gunung Api Toba.
"Artefak kami temukan di bawah dan di atas lapisan debu, oleh sebab itu kami menyimpulkan adanya keberlanjutan populasi di kawasan tersebut setelah letusan terjadi" ujar Petraglia.
Letusan Gunung Api Toba yang wujudnya hanya bisa direka-reka dari kawasan Danau Toba kini, adalah letusan mahadahsyat dan tiada bandingnya. Sejarah mencatat, itulah letusan terbesar di dunia selama dua juta tahun terakhir.
Gunung itu melontarkan sekitar 3.000 kilometer kubik material perut bumi, termasuk gas vulkanis dan asam sulfur ke langit. Gas dan asam sulfur menyelubungi lapisan stratosfer di atmosfer bumi selama 6 tahunan.
Adapun material gunung terlempar sampai ke kawasan Greenland di utara bumi. Di India, di mana Petraglia dan timnya meneliti, tebal lapisan debu vulkanisnya mencapai 15 sentimeter.
Selubung material dan gas dari gunung itu membuat temperatur muka bumi menurun antara 3 sampai 5 derajat celsius. Dunia pun mengalami musim dingin vulkanik yang sama seperti zaman es. "Itu adalah masa-masa yang sangat berat dan menantang," kata Will Harcourt-Smith, palentolog dari Museum Sejarah Alam Amerika di New York.
Di tengah masa sulit itulah manusia India pada saat yang sama, menurut Petraglia, bisa bertahan hidup. Padahal, teori yang didasarkan penelitian DNA dan genetik, menyatakan bahwa populasi manusia di bumi nyaris tersapu bersih akibat letusan tersebut.
Sebuah teori dari Stanley H. Ambrose dari Universitas Illinois di Urbana-Champaign Amerika Serikat, menyatakan bahwa populasi manusia yang hidup saat ini berasal dari antara 1.000 sampai 10.000 jiwa manusia yang bertahan hidup dari letusan gunung Toba itu.
Menurut Petraglia, artefak-artefak yang mereka temukan dari lapisan bawah debu vulkanis, memiliki kesamaan tipe dengan artefak di lapisan atasnya. "Semuanya diidentifikasi dari masa Paleolitik Tengah, antara tahun 150.000 sampai 38.000 Sebelum Masehi," katanya.

Tapi Ambrose meminta Petraglia dan timnya tak buru-buru menarik kesimpulan sebelum menemukan bukti lebih lanjut. "Satu-satunya cara untuk membuktikan adalah menemukan kerangka manusia di bawah lapisan debu yang sama dengan manusia Afrika," katanya.
Petraglia setuju bahwa penemuan kerangka akan memberikan bukti yang lebih kuat, tapi dia tetap kukuh pada pendiriannya. "Ada ribuan artefak lagi yang tidak kami presentasikan di jurnal yang mendukung klaim kami," katanya.
Artefak-artefak yang ditemukan Petraglia mengindikasikan kesamaan morfologi dengan alat-alat batu yang dibuat manusia modern di Afrika bagian selatan.
Petraglia dan timnya pun menduga bahwa manusia yang hidup di India itu sama modernnya dengan manusia Afrika. Manusia India itu berasal dari Afrika yang bermigrasi dan tiba di kawasan tersebut sebelum letusan Toba menyelimuti kawasan itu dengan debu.

Tapi dugaan ini ditentang Will Harcourt-Smith, palentolog dari Museum Sejarah Alam Amerika di New York. Menurutnya, manusia modern Afrika yang hidup pada masa yang sama dengan letusan Gunung Toba, sudah hidup dengan simbolisme, perilaku pembuatan alat yang kompleks, demikian pula kehidupan sosialnya. "Memang perilaku mereka tak seperti manusia sekarang, tapi mereka sudah tergolong manusia modern," kata dia.
Chris Clarkson, arkeolog dari Universitas Queensland, Australia, yang terlibat dalam tim Petraglia mengatakan, dugaan mereka didukung temuan sejumlah besar oker di bawah lapisan debu, bersamaan dengan alat batu. Oker adalah zat warna terbuat dari tanah, yang digunakan oleh manusia awal untuk seni, simbol, atau mengelem alat batu dengan pegangan kayunya.

"Semua ini potensial sebagai penanda akan perilaku yang lebih komplek daripada yang sebelumnya dicantelkan kepada spesies hominid awal yang sudah punah," kata Clarkson.

"Penggalian lebih lanjut akan membantu kita menyimpulkan apakah alat-alat itu milik manusia modern atau tidak."
Adapun Petraglia mengatakan bahwa penemuan mereka pun mengklarifikasi hipotesis persebaran bagian selatan. Teori itu menyatakan bahwa manusia Aborigin Australia sekarang bermigrasi dari Afrika melalui Samudera Hindia.
Lantaran kaum aborigin Australia tiba di benua itu pada 45.000 sampai 60.000 tahun lalu, "Kami pikir mereka mestinya berangkat dari Afrika ke semenanjung Arab, subkontinen India lalu ke Asia Tenggara," ujarnya.

Petraglia menyatakan kesimpulan mereka memang dapat saja diperdebatkan dan sah-sah saja. "Ada saja orang yang mempertahankan teori mereka sendiri dan tak menyukai kesimpulan kami, tapi ada pula yang setuju," katanya.


Footnote : Missing link anthropology adalah fenomena ketika banyak ditemukan fosil spesies manusia selain homo sapiens namun pada suatu periode tertentu spesies ini tidak ditemukan lagi dan menyisakan hanya homo sapiens yang hidup hingga saat ini (setidaknya yang mendominasi, manusia pigmi berukuran kurang dari 1 meter homo sapiens atau bukan belum diketahui). Ada satu kejadian besar yang memutus sejarah, yang menurut teori Toba Catasthopic diakibatkan oleh letusan Toba.

Back Again - Why it always connected with 2012

Kapan Toba akan kembali meletus dahsyat? Kita tidak tahu. Namun dilihat dari historinya butuh waktu sedikitnya 300 ribu tahun pasca letusan besar Toba untuk kembali menghasilkan letusan katastrofik. Memang sempat muncul kekhawatiran Toba akan kembali menggeliat pasca guncangan gempa megathrust Sumatra Andaman 2004 yang mencapai 9,15 Mw itu dengan episenter hanya 300 km di sebelah barat danau, namun sejauh ini belum terbukti. Kekhawatiran ini bukannya tanpa alasan. Krakatau bangkit dari tidur panjangnya selama 200-an tahun tatkala gempa besar mengguncang kawasan Selat Sunda di awal 1883 dimana getarannya terasakan hingga ke Australia.
Dalam perhitungan kalender Maya, 74000 tahun yang lalu adalah awal dari penanggalan siklus dunia yang keempat atau akhir dari siklus penanggalan dunia yang ketiga. Kapankah siklus keempat berakhir? Tentu saja 21 Desember 2012.

Apakah Toba akan kembali beraksi? Para ahli vulkanologi sudah melakukan riset di akhir tahun 2000 dengan menempatkan berpuluh titik seismograf di sekitar Danau Toba. Meski sering terjadi gempa ringan namun cadangan magma di kaldera Toba masih butuh ratusan tahun lagi untuk mempunyai potensi erupsi. Itu menurut analisa mereka. Namun yang diperkirakan oleh beberapa vulcanologist, bukan supervulcano Toba yang berpotensi aktif kembali dan sedikit dikaitkan di tahun 2012 sebagai momen kritis. Bukan Toba, tapi saudaranya, kaldera super vulcano dengan cadangan magma terbesar di dunia yang tercitra oleh satelit.

Pengertian Estuari


Estuaria
 
Estuari adalah bagian dari lingkungan perairan yang merupakan pencampuran antara air luat dan air tawar yang berasal dari sungai, sumber air tawar lainnya (saluran air tawar dan genangan air tawar) dengan adanya proses pencampuran maka wilayah estuaria sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas, dimana wilayah estuaria dibagi menjadi beberapa mintakat yaitu Hyperhaline, Euhaline, Mixohaline, oligohaline, dan Limnetik (Air tawar). Dengan ciri dan karakteristik tersebut estuaria memiliki banyak tipe yang diklasifikasikan berdasarkan atas topografi, pengenceran air tawar dan penguapan, geomorfologi, sirkulasi dan struktur dari sirkulasi, distribusi salinitas, pola pencampuran air tawar dan air laut serta stratifikasinya. Dari tipe tersebut ekosistem estuaria sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas, suhu, sedimen, gelombang, pasang surut, substrat, ketersediaan oksigen, dan parameter kimia seperti limbah dan bahan polutan serta aktivitas biologi dari organisme yang hidup di kawasan estuaria. Karena perairan estuary mempunyai Salinitas yang lebih rendah dari lautan dan lebih tinggi dari air tawar. Kisarannya antara 5 – 25 ppm 


Wilayah estuaria merupakan pesisir semi tertutup (semi-enclosed coastal) dengan badan air mempunyai hubungan bebas dengan laut terbuka (open sea) dan kadar air laut terlarut dalam air tawar dari sungai (Bengen, 2002). Di wilayah ini terjadi percampuran antara masa air laut dengan air tawar dari daratan, sehingga air menjadi payau dengan salinitas berkisar antara 5 – 16,5 %. Kombinasi pengaruh air laut dan air tawar akan menghasilkan suatu komunitas yang khas, dengan lingkungan yang bervariasi (Supriharyono, 2000). 
Gambar.1 Pergerakan air laut dan sungai pada estuari

Adanya aliran air tawar yang terjadi terus menerus dari hulu sungai dan adanya proses gerakan air akibat arus pasang surut yang mengangkut mineral-mineral, bahan organik dan sedimen merupakan bahan dasar yang dapat menunjang produktifitas perairan di wilayah estuaria yang melebihi produktifitas laut lepas dan perairan air tawar. Muara sungai, teluk-teluk di daerah pesisir, rawa pasang-surut dan badan air yang terpisah dari laut oleh pantai penghalang (barrier beach), merupakan contoh dari sistem perairan estuari. Estuari dapat dianggap sebagai zona transisi (ekoton) antara habitat laut dan perairan tawar, namun beberapa sifat fisis dan biologis pentingnya tidak memperlihatkan karakteristik peralihan, lebih cenderung terlihat sebagai suatu karakteristik perairan yang khas (unik).

Ekosistem estuary merupakan bagian dari ekosistem air laut yang terdapat dalam zona litoral ( kelompok ekosistem pantai ). Estuaria merupakan tempat pertemuan air tawar dan air asin. Estuaria adalah suatu perairan semi tertutup yang terdapat di hilir sungai dan masih berhubungan dengan laut, sehingga memungkinkan terjadinya percampuran air laut dan air tawar dari sungai atau drainase yang berasal dari muara sungai, teluk, rawa pasang surut.
Ekosistem estuaria terdapat pada wilayah pertemuan antara sungai dan laut. Tempat ini berperan sebagai daerah peralihan antara kedua ekosistem akuatik. Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut airnya. Nutrien dari sungai memperkaya daerah estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.
Bentuk estuaria bervariasi dan sangat bergantung pada besar kecilnya air sungai, kisaran pasang surut, dan bentuk garis pantai. Kebanyakan estuaria didominasi subtrat lumpur yang berasal dari endapan yang dibawa oleh air tawar maupun air laut. Karena partikel yang mengendap kebanyakan bersifat organik, subtrat dasar estuaria biasanya kaya akan bahan organik. Bahan organic ini menjadi cadangan makanan utama bagi organisme estuaria.
Dengan kondisi lingkungan fisik yang bervariasi dan merupakan daerah peralihan antara darat dan laut, estuari mempunyai pola pencampuran air laut dan air tawar yang tersendiri. Menurut (Kasim, 2005)[2], pola pencampuran sangat dipengaruhi oleh sirkulasi air, topografi , kedalaman dan pola pasang surut karena dorongan dan volume air akan sangat berbeda khususnya yang bersumber dari air sungai. Berikut pola pencampuran antara air laut dengan air tawar:

  1. Pola dengan dominasi air laut (Salt wedge estuary) yang ditandai dengan desakan dari air laut pada lapisan bawah permukaan air saat terjadi pertemuan antara air sungai dan air laut. Salinitas air dari estuaria ini sangat berbeda antara lapisan atas air dengan salinitas yang lebih rendah dibanding lapisan bawah yang lebih tinggi.
  2. Pola percampuran merata antara air laut dan air sungai (well mixed estuary). Pola ini ditandai dengan pencampuran yang merata antara air laut dan air tawar sehingga tidak terbentuk stratifikasi secara vertikal, tetapi stratifikasinya dapat secara horizontal yang derajat salinitasnya akan meningkat pada daerah dekat laut.
  3. Pola dominasi air laut dan pola percampuran merata atau pola percampuran tidak merata (Partially mixed estuary). Pola ini akan sangat labil atau sangat tergantung pada desakan air sungai dan air laut. Pada pola ini terjadi percampuran air laut yang tidak merata sehingga hampir tidak terbentuk stratifikasi salinitas baik itu secara horizontal maupun secara vertikal.
  4. Pada beberapa daerah estuaria yang mempunyai topografi unik, kadang terjadi pola tersendiri yang lebih unik. Pola ini cenderung ada jika pada daerah muara sungai tersebut mempunyai topografi dengan bentukan yang menonjol membetuk semacam lekukan pada dasar estuaria. Tonjolan permukaan yang mencuat ini dapat menstagnankan lapisan air pada dasar perairan sehingga, terjadi stratifikasi salinitas secara vertikal. Pola ini menghambat turbulensi dasar yang hingga salinitas dasar perairan cenderung tetap dengan salinitas yang lebih tinggi.
    Karakteristik fisik Ekosistem Estuari
    Sifat fisik estuarin yang mempunyai variasi yang besar dalam banyak parameter yang sering kali menciptakan suatu lingkungan yang sangat menekan bagi organisme. Mungkin inilah yang menyebabkan mengapa jumlah spesies yang hidup didaerah estuarin lebih sedikit dibanding dengan di habitat laut lainnya. Faktor fisik seperti salinitas, suhu, aksi ombak dan arus, kekeruhan, oksigen. Yang pertama adalah salinitas dimana salinitas merupakan faktor dominan. Secara definitif, sutu gradient salinitas akan tampak pada suatu saat tertentu. Tetapi pola gradient bervariasi bergantung pada musim, topografi estuaria, pasang surut dan jumlah air tawar. Tetapi ada juga faktor lain yang berperan dalam mengubah pola salinitas. Pasang surut merupakan salah satu kekuatan. Tempat perbedaan pasang surut cukup besar, pasang naik mendorong air laut lebih jauh ke hulu estuaria, mengesre isohaline ke hulu dan pasang surut sebaliknya mengesre isohaline kehilir. Akibatnya da daerah estuaria yang rezim salinitasnya berubah sesuai dengan keadaan pasang surut. Juga bias diakibatkan rotasi bumi yang berpengaruh terhadap membeloknya aliran air, dibelahan bumi utara kekuatan ini membelokan air tawar yang mengalir keluar kesebelah kanan dan kebalikan untuk daerah disebelah selatan. Perubahan salinitas musiman didaerah estuaria diakibatkan karena perubahan penguapan atau perubahan aliran air tawar musiman. Didaerah dimana debit air tawar atau kering dalam setengah waktu dalam setahun salinitas tinggi akan bergeser ke hulu. Dengan mulainya kenaikan air tawar gradient salinitas bergeser kehilir ke arah mulut estuaria. Oleh karena itu, pada berbagai musim suatu titik tertentu diestuaria dapat mengalami salinitas yang berbeda-beda.
    Suhu air yang ada diestuaria lebih bervariasi dari pada di perairan pantai didekatnya. Hal ini sebagian karena biasanya diestuaria volume air lebih kecil sedangkan luas permukaan lebih besar, dengan demikian pada kondisi atmosfer yang ada air estuaria ini mudah cepat panas dan lebih cepat dingin. Selain itu juga masukan air tawar. Air tawar di sungai atau dikali lebih dipengaruhi oleh perubahan suhu musiman dari pada air laut. Sungai di daerah beriklim sedang suhunya lebih rendah dimusim dingin dan lebih tinggi dimusim panas dari pada suhu ar laut didekatnya. Ketika air tawar masuk ke estuaria dan bercampur dengan air laut, maka akan terjadi perubahan suhu. Akibatnya suhu perairan estuaria lebih rendah pada musim dingin dan lebih tinggi pada musim panas daripada perairan pantai disekitarnya. Karena air tawar memperlihatkan kisaran suhu yang yang terbesar, maka apabila seseorang bergerak kehulu estuaria, kisaran suhu tahuananmenjadi lebih besar. Begitu pula kisaran suhu paling kecil dimana percampuran air twar minimal. Suhu yang bervariasi secara vertical. Perairan permukaan mempunyai kisaran yang terbesar, dan perairan lebih dalam kisaran suhunya lebih kecil. Pada estuaria baji garam, perbeaan suhu vertical ini juga memperlihatkan kenyataan bahwa perairan permukaan didominasi air tawar, sedangkan perairan yang lebih dalam didominasi atau seluruhnya terdiri dari air laut.
    Aksi ombak dan arus, pada lingungan estuaria dikelilingi daratan pada tiga sisi. Ini berarti bahwa luas perairan yang ada diatasnya angina dapat bertiup untuk menciptakan ombak adalah minimal. Paling tidak jika disbanding dengan lautan. Karena ombak bergantung pada luas perairan terbuka yang diatasnya angina dapat bertiup, berarti pada daerah perairan yang sempit menghasilkan ombak yang kecil. Arus estuaria dipengaruhi oleh kegiatan pasang surut dan aliran sungai. Untuk daerah hulu terjadi masukan air tawar yang terus menerus. Sebagian akan bercampur dengan air laut. Pada akhirnya sebagian besar juga mengalir keluar estuaria. Atau menguap untuk mengimbangi air berikutnya yang masuk kebagian hulu. Selain itu juga kekeruhan dimana jumlah partikel tersuspensi dalam perairan estuaria setidak-tidaknya pada waktu tertentu dalam setahun air menjadi sangat keruh. Kekerhan terjadi pada saat aliran sungai maksimum . kekeruhan suatu estuaria mendekati konsentrasi plankton dan atau kecepatan angin. Pengaruh ekologi utama kekeruhan adalah penurunan penetrasi cahaya secara mencolok. Hal ini mengakibatkan menurunkan fotosintesis fitoplankton dan tumbuhan bentik yang mengakibatkan turunya produktivitas. Untuk jumlah oksigen yang masuk kedalam estuaria bersama-sama dengan kedangkalannya, pengadukannya, dan pencampuran oleh angin biasanya berarti cukupnya persediaan oksigen. Karena kelarutan oksigen dalam air berkurang dengan naiknya suhu dan salinitas jumlah oksigen dalam air akan bervariasi sesuai dengan variasi parameter.


    Manfaat Ekosistem Estuari
    Lingkungan estuary merupakan kawasan yang sangat penting bagi berjuta hewan dan tumbuhan. Pada daerah-daerah tropis seperti di , lingkungan estuary umumnya di tumbuhi dengan tumbuhan khas yang di sebut Mangrove. Tumbuhan ini mampu beradaptasi dengan genangan air laut yang kisaran salinitasnya cukup lebar. Pada habitat mangrove ini lah kita akan menemukan berjuta hewan yang hidupnya sangat tergantung dari kawasan lingkungan ini. (saya akan mencoba mengurai Ekosistem mangrove pada artikel yang lain).
    Sebagai lingkungan perairan yang mempunyai kisaran salinitas yang cukup lebar, estuary menyimpan berjuta keunikan yang khas. Hewan-hewan yang hidup pada lingkungan perairan ini adalah hewan yang mampu beradaptasi dengan kisaran salinitas tersebut. Dan yang paling penting adalah lingkungan perairan estuary merupakan lingkungan yang sangat kaya akan nutrient yang menjadi unsure terpenting bagi pertumbuhan phytoplankton. Inilah sebenarnya kunci dari keunikan lingkungan estuary. Sebagai kawasan yang sangat kaya akan unsur hara (nutrient) estuary di kenal dengan sebutan daerah pembesaran (nursery ground) bagi berjuta ikan, invertebrate (Crustacean, Bivalve, Echinodermata, annelida dan masih banyak lagi kelompok infauna). Tidak jarang ratusan jenis ikan-ikan ekonomis penting seperti siganus, baronang, sunu dan masih banyak lagi menjadikan daerah estuari sebagai daerah pemijahan dan pembesaran.
    Pada kawasan-kawasan subtripic sampai daerah dingin, fungsi estuary bukan hanya sebagai daerah pembesaran bagi berjuta hewan penting, bahkan menjadi titik daerah ruaya bagi jutaan jenis burung pantai. Kawasan estuary di gunakan sebagai daerah istrahat bagi perjalanan panjang jutaan burung dalam ruayanya mencari daerah yang ideal untuk perkembanganya. Disamping itu juga di gunakan oleh sebagian besar mamalia dan hewan-hewan lainnya untuk mencari makan.
    Keistimewaan lingkungan perairan estuary lainnya adalah sebagai penyaring dari berjuta bahan buangan cair yang bersumber dari daratan. Sebagai kawasan yang sangat dekat dengan daerah hunian penduduk, daerah estuary umumnya di jadikan daerah buangan bagi limbah-limbah cair (kita tidak membahas limbah padat di sini yang benar-benar merusak sebagian besar lingkunagn estuary). Limbah cair ini mengandung banyak unsure diantaranya nutrient dan bahan-bahan kimia lainnya. Dalam kisaran yang dapat di tolelir, Kawasan estuary umumnya bertindak sebagai penyaring dari limbah cair ini, mengendapkan partikel-partikel beracun dan menyisakan badan air yang lebih bersih. Inipun dengan kondisi dimana terjadi suplai yang terus-menerus dari air sungai dan laut yang cenderung lebih bersih dan mentralkan sebagaian besar bahan polutan yang masuk ke daerah estuary tersebut.
    Disamping itu semua, Hal yang sangat berhubungan dengan masyarakat dan kegiatan ekonomi masyarakat, lingkungan kawasan perairan estuary kebanyakan di jadikan sebagai lahan budidaya bagi ratusan kenis ikan, bivalve (oyster dan clam), crustacean (kepiting) dan invertebrate lainnya.


    Kehidupan di dalam Ekosistem Estuari
    Daerah estuarin merupakan tempat hidup yang baik bagi populasi ikan jika dibandingkan dengan jenis ikan lainnya. Daerah ini merupakan tempat untuk berpijah dan membesarkan anak-anaknya bagi beberapa spesies ikan. Adapun faktor yang menyebabkan daerah ini mempunyai nilai produktivitas tinggi yaitu, disana terdapat suatu penambahan bahan- bahan organik secara terus menerus yang berasala dari daerah aliran sungai, perairan estuarin adalah dangkal, sehingga cukup menerima matahari untuk membantu kehidupan tumbuh-tumbuhan yang sangat banyak, daerah estuarin merupak tempat yang relative kecil menerima aksi gelombang akibatnya detritus dapat menumpuk didalamnya, aksi pasang selalu mengaduk-aduk bahan organic yang berada disekitar tumbuh-tumbuhan.
    Sayangnya, manuasia membuat daerah ini menjadi tempat yang lebih tercemar daripada bagian lautan lainya.pembuangan sampah dan kotoran –kotoran hasil industri yang khususnya mengandung racun yang tinggi kebanyakan dibuang kedalam sungai dimana mereka ini kemudian diangkut kearah muara sungai dan masuk akedalam estuarin sehingga derah tersebut menjadi tercemar.
    Biota yang hidup di ekosistem estuari umumnya adalah percampuran antara yang hidup endemik, artinya yang hanya hidup di estuari, dengan mereka yang berasal dari laut dan beberapa yang berasal dari perairan tawar, khususnya yang mempunyai kemampuan osmoregulasi yang tinggi. Bagi kehidupan banyak biota akuatik komersial, ekosistem estuari merupakan daerah pemijahan dan asuhan. Kepiting (Scylia serrata), tiram (Crassostrea cucullata) dan banyak ikan komersial merupakan hewan estuari. Udang niaga yang memijah di laut lepas membesarkan larvanya di ekosistem ini dengan memanfaatkannya sebagai sumber makanan.
    Terdapat juga binatang yang dapat kita golongkan kedalam kompenen peralihan, kedalam kompenen ini termasuk dalam organisme seperti ikan yang melakukan migrasi yang melewati estuaria dalam perjalananya kedaerah pemijahan baik diair tawar maupun air laut, contoh umum adalah ikan salem (Salmo, Oncorbyncus) dan Belut laut (Anguilla). Sedangkan untuk fauna peralihan juga termasuk binatang yang ada di estuaria hanya untuk mencari makan dan termasuk berbagai burung dan ikan. Organisme estuarin berasal dari binatang laut dan bukan dari air tawar, karena binatang laut mampu mentolerir penurunan sanilitas yang besar daripada spesies air tawar menghadapi kenaikan salinitas.